Sekitar setengah bulan lalu saya menjenguk kawanku yang terbaring tak sadarkan diri (koma) di ruang ICU RS Hasan Sadikin, Bandung. Ia bersama kawannya tertabrak mobil saat mengganti ban mobil di ruas Tol Cipularang. Kawannya langsung tewas di tempat. Sementara ia masih bisa diselamatkan di bawa ke rumah sakit. Delapan tulang rusuknya patah. Menurut diagnosa dokter, di otaknya terdapat darah beku.
Ketika saya menjenguknya, ia sudah dioprasi. Delapan Tulang rusuknya sudah disambung. Namun, kondisinya masih tak sadarkan diri. Tangan dan kakinya terkadang bergerak-gerak. Matanya sesekali melek.Tenggorokannya disobek untuk memasukkan selang oksigen. Saya tak tega melihatnya. Sebelum pulang saya membisiki agar bersabar dan mengingat Tuhan (menurut suster yang duduk disampingnya, ia sebetulnya sudah bisa mendengar).
Seminggu berikutnya saya mendapat kabar ia akan dibawa pulang. Saya sedikit gembira. Saya menyangka ini kabar baik: kondisinya sudah membaik sehingga boleh dibawa pulang dan berobat jalan. Ternyata keliru, ia disuruh pulang (Mungkin lebih tepanya diusir!) karena jatah Askesnya habis! Sedangkan pihak keluarga sendiri tak mampu membayarnya. Bagaimana mungkin mereka harus membayar ratusan juta sementara pekerjaan suaminya hanya sebagai kernek mobil pengangkut batubara Cirebon-Bandung?
Terus terang saya marah. Saya hanya bisa marah karena tak bisa berbuat apa-apa. Ini negara apa/siapa? Di sini mausia tak ada harganya sama sekali. Ironisnya, di tengah kondisi seperti ini, banyak pejabat publik yang dengan mudahnya merampok uang rakyat miliaran bahkan triliunan rupiah (Hampir semuan pejabat yang tertangkap KPK masih bisa tersenyum dan tertawa lebar. Sesekali mereka harus dibawa ke ruang ICU dan disuruh melihat orang-orang sakit yang ada di sana. barangkali sj sadar). Jelas sekali kita bukan negara miskin!
Sebelum di bawa pulang, saya mendapat kabar Tuhan memanggilnya. Dalam pikiran saya timbul petanyaan aneh: ia dipaksa meninggal atau memang sudah waktunya meninggal. Istri dan seorang anaknya pasti bersedih dan sangat terpukul oleh kejadian ini.
Semoga Tuhan mengampuni dosanya dan memberinya tempat yang layak di sisiNya. Selamat tinggal, kawan! Jangan lupa katakan pada Tuhan: di Indonesia orang miskin tak boleh hidup!
@Jamal_Moh
sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/01/orang-miskin-dilarang-hidup-614636.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar