PEMBELAJARAN
PAKEM/PAIKEM/PAIKEM GEMROT
Para ahli
pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah sampai saat ini
cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi
dan siswa diberi tanggung jawab untuk menghafal semua pengetahuan. Memang
pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak
memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang.
Belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan
mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah berjuang dengan segala cara
dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat
dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Salah satu
prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh
semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun
pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan
cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat
relevan bagi siswa, dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar
menyadari dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari
dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat
memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai tingkat
pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan sendiri siswa yang
memanjat tangga itu.
Tingkat
pemahaman siswa menurut model Gagne (1985) dapat dikelompokan menjadi delapan
tipe belajar, yaitu: (1) belajar isyarat, (2) stimulus-respon, (3) rangkaian
gerak, (4) rangkaian verbal, (5) membedakan, (6) pembentukan konsep, (7)
pembentukan aturan dan (8) pemecahan masalah (problem solving).
Di lihat
dari urutan belajar, belajar pemecahan masalah adalah tipe belajar
paling tinggi karena lebih kompleks, Dalam tipe belajar pemecahan masalah,
siswa berusaha menyeleksi dan menggunakan aturan-aturan yang telah dipelajari
terdahulu untuk membuat formulasi pemecahan masalah. Lebih jauh Gagne (1985)
mengemukakan bahwa kata-kata seperti penemuan (discovery) dan
kreatifitas (creativity) kadang-kadang diasosiasikan sebagaii pemecahan
masalah.
Pendekatan
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL),
Pembelajaran Pembelajaran Terpadu , Pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan
metode pembelajaran berbuat seperti: kerja kelompok, eksperimen, pengamatan,
penelitian sederhana, pemecahan masalah, dan pembelajaran praktik dengan
dikombinasikan dengan metode ekspositori seperti ceramah, tanya jawab dan
demonstrasi adalah pendekatan pembelajaran yang karakteristiknya memenuhi
harapan itu. Pendekatan atau model-model pembelajaran tersebut menjadi tumpuan
harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya menghidupkan kelas
secara optimal. Kelas yang hidup diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang
terjadi di luar sekolah yang demikian cepat.
Setiap
pendekatan memiliki ciri-ciri dasar atau karakteristik sendiri. Karakteristik
ini berhubungan dengan apa yang menjadi fokus dan mendapat tekanan dalam
pembelajaran. Ada pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa yang
meliputi perkembangan, kemampuan berpikir, aktivitas, pengalaman siswa.
Pendekatan pembelajaran berfokus pada guru yang meliputi fungsi, peran, dan
aktivitas guru. Pendekatan pembelajaran berfokus pada masalah meliputi masalah
personal, sosial, lingkungan, atau pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
teknologi, sistem instruksional, sistem informasi, media, sumber belajar, dll.
Pendekatan
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tergantung pada
pendekatannya. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang
menyatakan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran merupakan proses untuk
mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
krativitas, dan kemadirian sesuai denganbakat, minat, dan perkembanga fisik dan
psikologis peserta didik. Kegiatanpembelajaraninidilakukan
secara sistematis dan sistemikmelaluiproseseksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
B.
PAIKEM Sebagai Model Pembelajaran Berbasis
Kompetensi
PAIKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif/Interaktif/Inovatif,
Kritis /Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan
prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis
kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian
kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah
meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya.
Prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi adalah sebagai berikut:
1.
Berpusat
pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik
menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam
pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar
tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai
kompetensinya.
2.
Pembelajaran
terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh.
Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan
terintegrasi menjadi satu kesatuan.
3.
Pembelajaran
dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik.
Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang
beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu
memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta
didiknya.
4.
Pembelajaran
dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran
tuntas (mastery learning) sehingga
mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan
layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau
melanjutkan pada kompetensi berikutnya.
5.
Pembelajaran
dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi
pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan
permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan. Berpikir
kritis adalah kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam
menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis
asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan
mental untuk meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman
(insight) dalam mengembangkan sesuatu (generating).
Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) adalah kemampuan tahap
tinggi siswa dalam mengatasi hambatan, kesulitan maupun ancaman. Metode problem solving (metode pemecahan
masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode
berpikir, sebab dalam problem solving
dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.
6.
Pembelajaran
dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman
belajar beragam bagi peserta didik.
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan,
memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.
Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian(orginality),
ketajaman pemahaman (insigt) dalam mengembangkan sesuatu (generating).
Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam pembelajaran pemecahan masalah,
siswa secara individual atau kelompokdiberi tugas untuk memecahkan suatu masalah.
Jika memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri,
dan diidentifikasi hendaknya yang
penting dan mendesak untukdiselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri,
umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalulintas, pembusukan makanan,
wabah penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk,
atau soal-soal dalam setiap matapelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi,
dsb.
Sesuaidengansingkatan PAIKEM,
makapembelajaran yang berfokuspadasiswa, makna, aktivitas, pengalamandankemandiriansiswa,
sertakontekskehidupandanlingkunganinimemiliki 4 ciriyaitu: mengalami,
komunikasi, interaksidanrefleksi.
1. Mengalami (pengalaman belajar)
antara lain:
·
Melakukanpengamatan
·
Melakukanpercobaan
·
Melakukanpenyelidikan
·
Melakukanwawancara
·
Siswabelajarbanyakmelaluiberbuat
·
Pengalamanlangsungmengaktifkanbanyakindera.
2.
Komunikasi, bentuknyaantara
lain:
·
Mengemukakanpendapat
·
Presentasilaporan
·
Memajangkanhasilkerja
·
Ungkapgagasan
3.
Interaksi, bentuknyaantara
lain:
·
Diskusi
·
Tanya jawab
·
Lemparlagipertanyaan
o Kesalahanmaknaberpeluangterkoreksi
o Makna yang terbangunsemakinmantap
o Kualitashasilbelajarmeningkat
4.
KegiatanRefleksiyaitumemikirkankembaliapa
yang diperbuat/dipikirkan.
· mengapa demikian?
· apakah hal itu berlaku untuk …?
·
Untukperbaikangagasan/makna
·
Untuktidakmengulangikesalahan
·
Peluanglahirkangagasanbaru
Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru
perlumemberikandorongankepadasiswauntukmenggunakanotoritasatauhaknyadalammembangungagasan.
Tanggungjawabbelajar, memangberadapadadirisiswa, tetapi guru bertanggungjawabdalammemberikansituasi
yang mendorongprakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer
dalambelajar, sebagaibentuktanggungjawabsiswauntukbelajarsepanjanghayat.
Pendekatanpembelajaran yang sesuaidengankarakteristik PAIKEM antara
lain adalahpembelajarankotekstual (CTL), PembelajaranTerpadu (Tematik, IPA
Terpadu, IPS Terpadu), Pembelajaranberbasis TIK (ICT),
PembelajaranPengayaandenganmenggunakanberbagaistrategiantara lain denganLesson
Study.
Sebagaitahapanstrategispencapaiankompetensi,
kegiatan PAIKEM
perludidesaindandilaksanakansecaraefektifdanefisiensehinggamemperolehhasilmaksimal.
Berdasarkanpanduanpenyusunan KTSP (KTSP),
kegiatanpembelajaranterdiridarikegiatantatapmuka, kegiatantugasterstruktur, dankegiatanmandiritidakterstruktur.
Sekolahstandar, bebanbelajarnyadinyatakandalam jam pelajaranditetapkanbahwasatu
jam pelajarantingkat SMA/SMK terdiridari 45 menit, SMP terdiridari 40 menit,
danuntuk SD terdiridari 35 menittatapmukauntukTugasTerstrukturdanKegiatanMandiriTidakTerstruktur.
Dalam hal ini guru perlu
mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri.
1.
Kegiatan Tatap Muka
Untuk kegiatan tatap muka
dilakukan dengan strategi bervariasi baik
ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yangdigunakan seperti ceramah
interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah,
ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi. Tapi
jika sudah ada sekolah yang menerapkan sistem SKS, maka kegiatan tatap muka
lebih disarankan dengan strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan menggunakan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan
seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab, atau
demonstrasi.
2.
Kegiatan Tugas terstruktur
Bagi sekolah yang menerapkan
sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak
dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam
silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu
pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan
seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
Kegiatan tugas terstruktur
merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta
didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang
disarankan adalah diskoveri inkuiri
dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang digunakan seperti
diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi,
eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet,
atau simulasi.
3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan mandiri tidak
terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru. Strategi
pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti
penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
PAIKEM dapat diterapkan pada
pembelajaran Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang
sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferrini diharapkan
peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal.
G. Strategi
Ekspositori dan Inkuiri - Diskoveri
Pemilihan strategi ekspositori
dilakukan atas pertimbangan:
1. Karakteristik peserta didik dengan kemandirian
belum memadai;
2. Sumber referensi terbatas;
3. Jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
4. Alokasi waktu terbatas; dan
5. Jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam
aspek pengetahuan) atau bahan banyak.
Langkah-langkah yang dilakukan
pada strategi ekspositori adalah sebagai berikut.
1.
Preparasi,
guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran
2.
Apersepsi
diperlukan untuk penyegaran
3.
Presentasi
(penyajian) materi pembelajaran
4.
Resitasi,
pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci kompetensi atau materi
pembelajaran.
Pemilihan strategi diskoveri
inkuiri dilakukan atas pertimbangan:
1. Karakteristik peserta didik dengan
kemandirian cukup memadai;
2. Sumberreferensi, alat, media, dan
bahancukup;
3. Jumlahpesertadidikdalamkelastidakterlalubanyak;
4. Materipembelajarantidakterlaluluas; dan
5.
Alokasi
waktu cukup tersedia.
Langkah-langkah yang dilakukan
pada strategi diskoveri inkuiri adalah sebagai berikut.
1. Guru atau peserta didik mengajukan dan
merumuskan masalah
2. Merumuskan logika berpikir untuk
mengajukan hipotesis atau jawaban sementara
3. Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh
data
4. Menganalisis data dan melakukan verifikasi
5. Melakukan generalisasi
Strategi
ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang melibatkan aktivitas peserta
didik. Kegiatan pembelajaran berupa instruksional langsung (direct instructional) yang dipimpin oleh
guru. Metode yang digunakan adalah ceramah atau presentasi, diskusi kelas, dan
tanya jawab. Namun demikian ceramah atau presentasi yang dilakukan secara
interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran.
Strategi
diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh karena itu
dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun waktu
lebih efektif. Kegiatan pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang difasilitasi oleh guru. Strategi ini melibatkan
aktivitas peserta didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah observasi,
diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan sebagainya.