Dear Kakakku tersayang,
Tidak terasa kita sudah semakin beranjak dewasa, tanggal 19 Desember kemarin aku baru saja memperingati hari jadiku yang ke 19 tahun dan sebentar lagi hari jadimu akan segera menghampirimu. Kakak, entah mengapa seharianini aku selalu memikirkan kehadiranmu, teringat tentang semua masa-masa yang telah kita lalui bersama dan masa disaat kita bertengkar, saling menyalahkan satu sama lain terutama disaat kamar berantakan.
Kakak, aku selalu menyimpan kagum padamu, mengapa engkau begitu pintar sedangkan aku tidaklah sepintar dirimu. Engkau begitu mudah memahami pelajaran matematika dan sains, aku ingin seperti dirimu yang selalu pulang dari sekolah dengan menunjukkan nilai sempurna pada mama dan ayah.
“ engkau adalah adik kesayangan kakak yang mempunyai banyak bakat, kakak ingin dapat bernyanyi dan menulis sepertimu.”
Aku tersadar, bukankah Tuhan menciptakan makhluknya dengan sifat dan kemampuan yang berbeda- beda? Kakak, kalimatmu itu membuatku menjadi percaya diri untuk menunjukkan setiap nilai tentang kemampuanku dalam seni, menulis yang aku dapatkan dari sekolah kepada mama dan ayah. Kalimatmu itu menyadarkanku bahwa sesungguhnya aku juga memiliki kelebihan sama seperti dirimu walaupun dalam bidang yang berbeda.
Kakak, engkaulah seseorang yang selalu ingin melindungiku, seseorang yang ikut terluka disaat melihatku menangis.
Masih ingatkah engkau pada suatu malam disaat kita ingin memejamkan mata? Saat itu aku mencurahkan isi hatiku hingga membuatku menangis. Ya... aku mencurahkan tentang semua sikap teman – temanku di kelas yang selalu memperolok-olok diriku ku, mereka bilang aku ini jelek dan selalu menjadi bahan tertawaan mereka. Aku terus menangis dan engkau hanya diam sambil mendengarkan kecenganku padasaat itu. Setelah semua isi hati yang menyakitkan itu keluar dari bibirku, engkaupun merasa marah, engkau ingin menghampirinya satu persatu untuk menyadarkan mereka dan memberikan kaca sebesar-besarnya untuk mereka bercermin, tetapi aku menahannya karena aku tidak ingin hal itu menjadi runyam. Keesokan harinya, aku membaca pesan mu yang engkau kirimkan kepada sahabatku, jujur saja aku tidak dapat menahan airmata, di dalam pesan itu engkau menjelaskan semua isi hatiku semalam, engkau bilang hatimu terasa sakit disaat mendengarkan adikmu yang diperlakukan seperti itu, engkau juga bilang bahwa engkau sangatlah menyayangiku dan tidak ingin melihatku sakit lagi seperti dulu, karena dulu engkau hampir saja kehilanganku untuk selama- lamanya disaat penyakit itu menyerang tubuhku.
Dan, aku tidak akan pernah lupa dengan semua perhatianmu yang selalu engkau berikan untukku terutama disaat aku sakit. Disaat aku sedang menahan rasa sakit di kamar, engkau tidak pernah lupa untuk menyelimuti dan mengelus tubuhku hingga ku melupakan rasa sakitku dan akhirnya tertidur. Aku juga masih ingat disaat kita masih duduk dibangku SD, engkau lah yang menyuapi kuah sup untukku.
Kakak, engkaulah seseorang yang setia bagiku,
Dulu disaat kita masih duduk di bangku SMA, engkau selalu setia menghantarkan aku kesekolah dengan menggunakan sepeda motor dan setelah itu barulah engkau pergi menuju kesekolahmu. Tidak peduli dengan kondisi apapun. Aku masih mengingatnya, pagi itu hujan turun sangat deras, saat itu kita memakai seragam serba putih, aku sempat menyimpan ketidaktegaan padamu karena jika engkau menghantarkan aku kesekolah seperti biasanya, pasti rokmu akan kotor tetapi, saat itu engkau segera melepaskan rokmu dan menaruhnya didalam tas, engkau rela memakai celana panjang hitam itu hanya untuk adikmu ini. Engkau juga selalu setia untuk menjemputku karena engkau tidak ingin melihatku letih walaupun sebenarnya engkau merasakan hal yang sama.
Terkadang, disaat oranglain tidak memperdulikan tentang apa yang telah aku lakukan, maka engkaulah yang selalu menunjukkan kepada oranglain tentang semua karya-karyaku, engkau juga bilang kepada mereka bahwa engkau sangatlah bangga memiliki aku.
Kakak, banyak hal yang kita lalui dengan tawa dan airmata,
Saat itu, kamar terlihat berantakan sekali, tumpukan buku-buku persiapan ujian nasionalmu berada disana sini belum lagi pernak-pernik kerajinan tanganku tetapi kita malah saling menyalahkan satu sama lain, beradu argument, padahal kamar itu berantakan karena kita berdua. Lucu juga jika kejadian itu aku kenang sekarang ini kak. Terkadang, kita sering bertengkar karena hal-hal yang sepele dan menangis jika salah satu dari kita tidak ada yang mau mengalah, kita juga sering membanting pintu, menguncinya dan mengurung diri dikamar.
Tetapi, beberapa jam kemudian, suasana hati kita kembali mereda, kita mulai merapikan kamar bersama-sama. Disaat kita sedang membersihkan lemari pakaian, kita sering memakai pakaian yang berada ditumpukan paling bawah, menyesuaikannya dengan pakaian yang lainnya. Kita saling berbagi cerita tentang apa yang teman bilang mengenai pakaian yang kita pakai, mereka bilang mengapa pakaian yang kita pakai selalu berbeda, unik, dan sempat ada yang bertanya dimana kita mendapatkan pakaian itu. Padahal pakaian itu adalah pakaian lama yang selalu ada didalam lemari kita bertahun-tahun lamanya, dan jarang saja kita memakainya. Kita senang memakai pakaian lama karena itu membuat kita berbeda dengan yang mereka pakai untungnya kita dapat memadu padankannya sehingga pakaian itu tidak terlihat kuno. J
Masih ingatkah engkau dengan semua kekonyolan kita disaat ber-make up di jam 12 malam, saat itu kita sama-sama tidak bisa tidur, bingung ingin mengerjakan apa dan terlintas dibenak kita untuk melakukan itu. Kita memakai dress, high hills dan setelah itu berfoto-foto. Malam itu kita tertawa kecil dengan hasil make up, dan foto2 yang lucu. J
Kakak, engkaulah seseorang yang selalu menginginkan agar aku terlihat cantik,
Aku adalah termasuk seseorang yang tidak begitu memperdulikan kesehatan kulitku tetapi engkau yang selalu membelikan lulur dan lotion untukkku disaat uang simpananku tidak ada, engkaulah yang selalu mengajakku untuk luluran satu sama lain dengan waktu yang telah kita sepakati. Jika aku memakai baju-bajumu engkau tidak pernah marah malah engkau bilang,
“pakai saja baju itu untukmu dek karena engkau terlihat anggun dengan baju itu.”
Aku hanya terdiam dan mencoba menolaknya tetapi engkau tetap memberikan itu untukku dengan alasan engkau masih memiliki banyak baju yang indah.
Kakak, masih ingatkah pesan singkat yang aku kirimkan ke handphonemu sesaat sebelum aku pergi dari Indonesia? Ucapan maaf atas semua sifatku dan ucapan terimakasih atas semua yang telah engkau berikan untukku? Tetapi engkau malah meminta maaf tidak dapat menghantarkanku ke bandara karena jadwal kuliahmu yang terlalu padat dan engkau minta maaf dengan semua sikapmu, engkau bilang banyak kata-katamu yang telah menyakiti hatiku dan engkau tidak pernah lupa menyebutku sebagai adik kesayanganmu.
Kakak, aku sering melihatmu menangis jika harus pulang ke indramayu dihadapan aku, mama dan ayah tetapi aku malah meledekmu, aku bilang engkau sangatlah cengeng, semua itu aku lakukan karena aku tidak ingin membuatmu bertambah sedih dan berat meninggalkan rumah padahal sesungguhnya, aku selalu ingin menangis jika melihatmu seperti itu. Semenjak engkau kuliah di Indramayu, jujur saja aku merasa rindu padamu, biasanya kita selalu berbagi cerita sebelum tidur, dan aku selalu menunggumu masuk kamar terlebih dahulu karena aku adalah seseorang yang paranoid terhadap hantu tetapi, semenjak itu aku harus tidur tanpa cerita darimu, harus membiasakan diri untuk berani dan aku merasakan seperti ada yang hilang, yaitu dirimu kak.
***
Kakak, itu hanyalah sekilas cerita kita yang aku ringkas untuk meredakan kerinduanku padamu, aku harap engkau baik-baik saja disana, aku bangga padamu kak!!
Semoga catatan ini juga dapat meredakan kerinduanmu padaku, aku sangatlah menyayagimu kak, terimakasih untuk semuanya, engkau rela melakukan apa saja untuk melindungiku. Kakak, hatimu secantik parasmu, semoga Allah selalu melindungimu dimanapun engkau berada.
Kak, aku merindukan kamar itu, Ayah bilang, terkadang Ayah sering terbangun ditengah malam dan masih mengingat kebiasaannya untuk melihat kita yang sedang tertidur dikamar itu tetapi, ayah hanya melihat kasur springbed yang tertata rapih dengan dibaluti sprei kesukaan kita, tanpa ada kita yang tertidur pulas seperti biasanya. Ayah selalu melakukan itu disaat merindukan kita kak, membuka pintu kamar dan memandanginya hanya untuk beberapa menit dan itu seakan membuatnya dekat dengan kita. Ayah dan Mama juga bilang bahwa mereka bangga pada kita kak, mereka bilang kita adalah jiwa yang tangguh.
Kakak, semoga kita dapat setangguh seperti yang mereka rasakan, selalu semangat kakakku, aku sayang padamu kak!
http://www.lokerseni.web.id/2013/04/surat-sederhana-untukmu-kakakku-cerpen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar