Setiap tahun, setiap anak yang mendapat kesempatan untuk merasakan dunia pendidikan di Indonesia menanti akan adanya Ujian Nasional untuk kelas 6SD, 3 SMP dan 3SMA. Dan setiap tahun juga para pelajar yang ingin naik kejenjang yang lebih tinggi lagi akan menghadapi UN dan heboh.
Ujian Sekolah maupun Nasional tinggal dihitung hari untuk tahun 2013 ini. Berbagai ritual dikeluarkan. Mulai dari istigosah hingga jampe-jampe pensil yang akan dipakai untuk ujian nanti.
Setelah Ujian Nasional selesai. Hal-hal yang paling dan pasti dibicarakan atau menjadi topik adalah “Mau lanjut ke sekolah mana?” nah, sekarang saya mau memberi suatu pendapat untuk dikonsumsi para pembaca.
Semua pelajar, semua siswa. Pasti ingin melanjutkan kesekolah bagus dan favorit. Itu pasti. Tapi sekarang, yang mau dibahas adalah :
“Apa menurut pembaca sekolah favorit?” dan “Setujukah untuk menjadikan sekolah favorit sebagai sekolah idaman?”
Sekolah favorit menurut saya sendiri adalah tepat dimana orang-orang paling mengerti materi yang diberikan dan biasanya sih yang dihuni oleh murid-murid berada. Dan, setujukah untuk menjadikan sekolah favorit sebagai sekolah idaman? menurut saya, sangat sangat tidak setuju. Karena, tugas kita bukan menjadi seorang pelajar yang duduk manis berstatus pelajar disekolah favorit dan mendapat nilai bagus.
Di sekolah yang favorit, biasanya ada yang namanya :
- Gengsi tinggi
- Kelas sosial
Gengsi tinggi itu pasti ada. Sepengamatan saya sendiri, di sekolah-sekolah favorit itu adalah tempat dimana para pelajar banyak yang berniat lain selain belajar. Pamer harta misalnya. Nggak heran kalau pelajar-pelajar yang berada lebih banyak teman dari pada yang masuk sekolah itu karena pintar.
Kelas sosial. Nah, ini nih. Di sekolah-sekolah favorit itu sudah menjadi hal biasa. Kelas-kelas yang dari A sampai S atau A sampai M dan apalah itu. Disetiap kelas itu perbedaan sosial itu ada. Mulai dari kelas yang pintar-pintar sampai kelas biasa-biasa saja. Ada kurangnya, ada lebihnya #SekolahFavorit
Nah, sekarang. Kita lihat dari sisi jauhnya. Bertolak belakang 180%.
Sekolah favorit itu biasa jika diidolakan. Nah sekarang, bagaimana caranya untuk merubah sekolah yang biasanya menjadi “Tempat pembuangan” anak-anak yang tidak bisa masuk menjadi sekolah favorit?
Sekolah menjadi favorit bukan hanya karena nama saja kan? butuh banyak prestasi yang diciptakan agar enjadi sekolah favorit. Nah, bagaimana jika kita mengidolakan “Sekolah di sekolah biasa saja, tetapi kita menjadi motor penggerak” . Jangan mau jadi pelajar yang biasa-biasa saja. Hidup menjadi seorang pelajar bukan hanya belajar, duduk manis dan menurut perintah guru. Kita juga membutuhkan pengalaman yang berarti untuk bekal kita nanti.
Okelah, bagus targetan kita untuk masuk kesekolah paling unggul. Tapi, adakah yang tidak bisa mencapai targetan karena pemahaman pelajaran kita yang terbatas? ada.
Saya sih mikirnya gini :
Kita pintar, bisa masuk sekolah favorit. Tapi, kenapa harus masuk sekolah favorit? kan saingan banyak? nanti kita tenggelam dalam itu semua bagaimana?
kenapa kita nggak mikir kalau kita bisa muncul dan memotivasi anak-anak di sekolah yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa.
Iya nggak?
Menjadi pelajar yang inspired lebih bagus dari pada pelajar yang pintar (menurut saya) karena kepintaran bisa luntur tetapi pengalaman tidak (?)
Menjadi pelajar yang bergerak dan menggeraki itu jarang. Masih langka. Dan semoga saja para pelajar-pelajar berikutnya akan banyak yang menjadi “Pelajar si motor penggerak” oke, siapp grak!
So? peran pelajar itu banyak temans! pelajar bukan hanya belajar. Tetapi pelajar juga harus bisa berekspresi dengan meriah! menciptakan banyak hal-hal baru yang membuat dunia berguncang! ayo!
hayo hayo semangat para pelajar!
Mungkin sekian, selamat berkreasi dan salam pena!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar