PPDB

PENDIDIKAN..... SDN1KARANGSENTUL......BERILMU, BERKUALITAS, BERLANDASKAN IMAN ----------:SDN1Karangsentul.com......Informasi Pengetahuan Populer,dan Edukatif

X

...

Sabtu, 30 November 2013

Orang Miskin Dilarang Hidup!

Sekitar setengah bulan lalu saya menjenguk kawanku yang terbaring tak sadarkan diri (koma) di ruang ICU RS Hasan Sadikin, Bandung. Ia bersama kawannya tertabrak mobil saat mengganti ban mobil di ruas Tol Cipularang. Kawannya langsung tewas di tempat. Sementara ia masih bisa diselamatkan di bawa ke rumah sakit. Delapan tulang rusuknya patah. Menurut diagnosa dokter, di otaknya terdapat darah beku.

Ketika saya menjenguknya, ia sudah dioprasi. Delapan Tulang rusuknya sudah disambung. Namun, kondisinya masih tak sadarkan diri. Tangan dan kakinya terkadang bergerak-gerak. Matanya sesekali melek.Tenggorokannya disobek untuk memasukkan selang oksigen. Saya tak tega melihatnya. Sebelum pulang saya membisiki agar bersabar dan mengingat Tuhan (menurut suster yang duduk disampingnya, ia sebetulnya sudah bisa mendengar).

Seminggu berikutnya saya mendapat kabar ia akan dibawa pulang. Saya sedikit gembira. Saya menyangka ini kabar baik: kondisinya sudah membaik sehingga boleh dibawa pulang dan berobat jalan. Ternyata keliru, ia disuruh pulang (Mungkin lebih tepanya diusir!) karena jatah Askesnya habis! Sedangkan pihak keluarga sendiri tak mampu membayarnya. Bagaimana mungkin mereka harus membayar ratusan juta sementara pekerjaan suaminya hanya sebagai kernek mobil pengangkut batubara Cirebon-Bandung?

Terus terang saya marah. Saya hanya bisa marah karena tak bisa berbuat apa-apa. Ini negara apa/siapa? Di sini mausia tak ada harganya sama sekali. Ironisnya, di tengah kondisi seperti ini, banyak pejabat publik yang dengan mudahnya merampok uang rakyat miliaran bahkan triliunan rupiah (Hampir semuan pejabat yang tertangkap KPK masih bisa tersenyum dan tertawa lebar. Sesekali mereka harus dibawa ke ruang ICU dan disuruh melihat orang-orang sakit yang ada di sana. barangkali sj sadar). Jelas sekali kita bukan negara miskin!

Sebelum di bawa pulang, saya mendapat kabar Tuhan memanggilnya. Dalam pikiran saya timbul petanyaan aneh: ia dipaksa meninggal atau memang sudah waktunya meninggal. Istri dan seorang anaknya pasti bersedih dan sangat terpukul oleh kejadian ini.

Semoga Tuhan mengampuni dosanya dan memberinya tempat yang layak di sisiNya. Selamat tinggal, kawan! Jangan lupa katakan pada Tuhan: di Indonesia orang miskin tak boleh hidup!

@Jamal_Moh
sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/01/orang-miskin-dilarang-hidup-614636.html

Tetap Waras Di Jaman Edan



Pernahkah terbersit di benak Raden Ngabehi Ronggowarsito (1802-1874), pujangga keraton Surakarta, bahwa bait yang ditulisnya dalam kitab Kolotido tetap populer hingga saat ini. Dalam kitab itu beliau menuliskan sebuah kalimat pertamanya berbunyi : Amenangi Jaman Edan – “Mengalami Zaman Gila”. Dengan rasa ketakjuban tiba tiba saya teringat dengan penulis besar budaya Jawa yang diangkat menjadi pujangga keraton Surakarta oleh Susuhunan Pakubuwono ke-VII saat berusia 43 tahun itu.

Semuanya berawal dari berita santer mengenai rencana adu jotos seorang penasihat hukum dengan anak musisi tersohor. Selama dua hari saya membaca berita tersebut di harian Suara Merdeka 29-30 November. Tak habis pikir. Ketakjuban pada Ronggowarsito lebih kepada kondisi negeri ini seolah mirip dengan perenungan beliau tentang zaman gila. Padahal olah pikir tentang jaman edan ini terjadi lebih dari seratus lima puluh tahun lalu.

Bukankah suatu zaman sinting manakala seorang bapak mengijinkan, bahkan berniat memfasilitasi anak remajanya bertarung dengan orang dewasa. Bukankah jaman yang gendeng tatkala orang dewasa meladeni tantangan duel anak kecil berusia empat belas tahun. Menang ora kondang,kalah ngisin isini(Kalau menang tidak akan menaikkan martabat dan membuat tersohor, namun kalau kalah justru memalukan serta menurunkan martabat).


Gendeng,sinting, edan atau apapun istilahnya menjadi semakin gayeng (riuh) ketika seorang advokat malah menawarkan hadiah untuk pemenang “pertandingan” tinju itu.Untunglah ibu anak remaja itu masih waras dan berpikiran lurus, meminta maaf atas kelancangan anaknya. Walhasil baku jotos di ring tinju yang sedianya dilaksanakan 30 November itu batal digelar. Masih ada satu orang, yang saya yakin waras sewaras warasnya, yaitu ketua lembaga nasional yang mengurusi perlindungan anak. Ketua lembaga ini mengecam rencana adu jotos ini karena tidak mendidik, bahkan menanamkan kebencian pada anak.

Raden Ngabehi Ronggowarsito,lahir dan wafat, 14 Maret 1802 - 24 Desember 1873) Sumber Photo : jasyaro.blogspot.com
Ronggowarsito juga mempunyai karya lain berjudul Jokolodang. Karya ini juga memotret situasi tidak menyenangkan, keadaan gila. Contoh kongkritnya kita bisa melihat dalam kondisi sekarang. Mangsa lembaga anti korupsi yang tertangkap sungguh nyolong pethek (di luar dugaan). Dalam Jokolodang beliau mengatakan banyak orang yang baik dan luhur penampilan luarnya, namun sejatinya mereka jahat. Wong alim pulasan,njobo putih njero kuning-orang yang kealimannya seperti cat, di luar putih tetapi di dalam kuning.


Dalam sebuah obrolan lewat pengirim pesan BB, seorang kawan yang menjadi auditor selama tiga belas tahun pernah merumuskan bahwa 80% orang brengsek yang tertangkap saat audit selalu mengejutkan. Di luarprofile,begitu katanya. Yang tampak brengsek dan benar benar brengsek hanya 20% an kurang lebih.

Terakhir kali ketika teman ini menemukan penggelapan sekitar 100 juta di salah satu kantor cabang. Pelaku penggelapan inilah yang setiap pagi memimpin doa dan memperdengarkan cakram padat (CD) lagu rohani sepanjang hari. Keseringan menangkap orang yang alim pulasan, kawan ini menjadi tidak percaya pada simbol yang nampak. Di akhir obrolan, kawan ini menulis “jangan biasa melihat kulit, selalu gali lebih dalam”

Adakah lagi hal hal gila lain? Ingatlah perilaku edan seorang artis beberapa tahun yang lalu ?, Adegan panas mengantar artis ini ke penjara. Gara gara video pornonya dengan artis lain, tersebar luas. Melihat ke-edan-an itu semua orang bergumam “ e..ternyata”

Ronggowarsito kala itu tidak hanya mengemukakan penilaiannya tentang jaman edan, namun juga memberikan satu nasehat : Dilalah karso Allah,begjo begjone kang lali,luwih begjo,kang eling lan waspodo –“Tetapi sudah menjadi kehendak Tuhan,betapa beruntung pun orang yang lupa,masih lebih beruntung orang yang selalu ingat dan waspada”.

Petuah ini jelas sekali menunjukkan jalan selamat menjalani kehidupan di jaman gila. Pada awalnya para penilep uang negara itu mungkin dianggap khalayak sebagai orang “beruntung” (jawa:begjo) karena hidup berlimpah dan terhormat dalam strata sosial. Walaupun untuk keberlimpahan dan kehormatan itu mereka menempuh jalan salah. Pada saat terjerumus ke jalan salah itulah mereka “lupa” (jawa : lali). Lupa bahwa hidup selamat haruslah menempuh jalan yang benar.

Yang kita saksikan di media, orang orang yang menempuh jalan salah dan dianggap “beruntung” itu pada akhirnya menjadi pesakitan dan masuk bui.

Orang yang selalu ingat kepada sang Pencipta dan senantiasa waspada serta berhati hati menjalani kehidupan akan lebih beruntung daripada orang yang “lupa”. Hal ini sudah menjadi kehendak Tuhan, demikian menurut Ronggowarsito,

Semoga kita tidak termasuk orang orang seperti dalam seloroh ini,”Jaman Edan ,Sing Ora Edan Ora Kumanan (Jaman Edan, Yang Tidak Edan Tidak Kebagian)”

Ditulis Rikho Kusworo selesai jam 02.10 dini hari Minggu 01 Desember 2013.
sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/01/tetap-waras-di-jaman-edan-614645.html

Harga Jual Seorang Teman



Anda semua mempunyai teman bukan? Jika anda merasa memiliki banyak teman, tentunya anda juga pernah merasa kehilangan seorang teman. Jika dipikir-pikir, teman itu layaknya pembeli, dan kita sebagai penjualnya. Pembeli akan datang ketika ia merasa memiliki perlu kepada penjual. Perlu untuk membeli sesuatu yang anda jual misalnya.

Coba kita kembalikan ingatan kita pada saat dimana kita kehilangan seorang teman yang kita sayangi. Kerap kita mengucapkan kalimat seperti ini, “Dia cuma mau datang (berteman) ketika ada butuhnya saja, jika tidak ada butuhnya ya pergi.” Kalimat tersebut terdengar sedikit sadis dan terlalu menyalahkan sang teman yang sedang pergi membelakangi kita. Jika kita melihat dari sisi si sakit hati, maka yang akan kita lihat adalah suatu bentuk pemahaman jika selayaknya teman haruslah ada, baik saat ia membutuhkan sesuatu maupun tidak.

Nah, bagi pembaca yang kebetulan pernah mengalami hal ini, mari kita ulas suatu alasan kepergian teman yang terkesan kejam itu melalui logika yang sehat.

Berhubungan dengan kata Butuh, kita tahu dan sangat faham jika setiap orang, setiap makhlukNya mempunyai suatu kebutuhan terhadap dunia diluar dirinya. Kata ‘butuh’ biasanya kita jodohkan dengan kata ‘ingin’. Misalnya, “Saya ingin membeli gula-gula,” akan berbeda maknanya dengan kata“Saya butuh membeli gula-gula.” Artinya, kebutuhan adalah sesuatu yang memang penting untuk dipenuhi, sedangkan keinginan sifatnya masih sekunder dan bisa di pending. Tapi siapa nyana jika ternyata memenuhi keinginan juga merupakan suatu bentuk memenuhi kebutuhan akan rasa ingin itu sendiri. Sebenarnya ada yang luput dari bahasan ini, yakni kebutuhan bukan hanya berkisar pada kebutuhan materialistik saja, tapi juga psikologis manusia.

Setiap manusia membutuhkan seorang teman. Jika anda pernah belajar ilmu sosial, manusia merupakan makhluk sosial yang tak bisa lepas dari manusia, bahkan makhluk yang lainnya. Inti dari pembahasan di atas adalah bahwa kebutuhan memang benar-benar penting untuk dipenuhi.

Sekarang hubungannya dengan pertemanan. Anda pikir, untuk apa anda berteman dengan orang yang anda anggap cocok untuk anda jadikan sebagai teman? Anda pikir, untuk apa mereka mau dan bersedia berteman dengan anda? Sekarang anda pikir lagi, mengapa salah satu dari mereka tiba-tiba menjauh dari anda? Mengapa tiba-tiba mereka menjadi musuh anda? Atau bahkan mengapa mereka bisa tiba-tiba tidak menjadi siapa-siapa dalam hidup anda? Jawabannya hanya ada satu, Mereka berteman dengan anda ketika mereka butuh, dan meninggalkan anda ketika tidak membutuhkan anda lagi.

Masih ingat dengan bahasan tentang kebutuhan psikologis? Dalam pertemanan, tidak dapat disangkal jika kita membutuhkan manusia atau objek lain untuk kita jadikan sebagai teman. Kita butuh teman untuk berbagi, mendengarkan ucapan kita, mendukung kita, dan lain sebagainya. Dan pertemanan dengan manusia akan berjalan hanya jika kedua belah pihak merasa masih membutuhkan kita. Pada saat mereka sudah tidak membutuhkan kita, baik sebagai teman bicara atau semacamnya, jelas mereka akan meninggalkan kita. Semua terasa bersifat alamiah bukan?

Sebenarnya dalam berteman, setidaknya dalam hal ini, kita hanya butuh untuk mempertahankan apa yang teman kita butuhkan pada diri kita tetap melekat pada kita. Kita sebagai orang yang enak diajak bicara misalnya, maka untuk menjaga agar teman kita tidak berlari adalah menjaga sifat enak diajak bicara tersebut tetap berada dan menjadi identitas kita. Maka, selama kita memiliki sifat tersebut, teman akan tetap merasa butuh terhadap kita, dan tidak akan berlari menjauhi kita.


sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/01/harga-jual-seorang-teman-612787.html
http://sekarcantix.blogspot.com

Selasa, 26 November 2013

Ucapan “Salam” Semakin Asing di Indonesia.

Bagi umat Islam, ucapan Salam, berupa ‘Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh’ merupakan do’a bagi pendengarnya atau yang disapanya. Mengucapkan salam tersebut adalah sunnah namun menjawabnya adalah wajib. Makna dari salam tersebut adalah, ‘Semoga sejahtera-bahagia, rahmat dan keberkahan dari Allah swt kepadamu’. Sungguh sebuah do’a yang diperlukan seseorang. Semakin banyak berdo’a tentunya semakin banyak kans untuk diijabah.

Tapi, sungguh aneh umat Islam di Indonesia. Seolah-olah ungkapan dan ucapan salam ini menjadi asing. Saya yang sudah terbiasa setiap ketemu atau masuk ke rumah, ruangan kelas, termasuk pada saat mengajar mahasiswa, selalu mengucapkan salam. Tapi sayang, banyak yang mengabaikan jawaban salam tadi. Ucapan salam, begitu pesan Baginda Nabi Muhammad saw, ucapkan kepada siapa saja, baik yang kamu kenal maupun tidak. Tapi umat Islam kita semakin terkikis dengan ajaran kebaikan agamanya, khususnya dalam soal muamalah yaitu salam. Ini baru satu aspek saja. Belum lagi aspek lain lagi yang begitu banyak.

Berbeda dengan di Hong Kong, misalnya. Sekali lagi Hong Kong. Bila anda kebetulan kesana, dimana komunitas BMI dari Indonesia begitu banyak, bahkan yang mengenakan jilbab, kita selalu disapa dengan ucapan salam. “Assalamualaikum”, begitu sapa mereka setiap bertemu orang yang berwajah Melayu dan Indonesia. Baik mereka kenal maupun tidak. Apa saja, termasuk berkirim SMS sekalipun diawali dengan ucapan ‘Salam’.

Saya jadi teringat dulu, ketika Gus Dur (Abd Rahman Wahid) ketika masih hidup yang mengganti ucapan ’salam’ dengan ’selamat pagi’. Betapa, sekarang pengaruh seruan Gus Dur itu menjadi kenyataan dan bukti, yang boleh jadi umat Islam jauh dari keberkahan lewat do’a ’salam’. Apa maksudnya ’selamat pagi’, apakah terkandung makna do’a disitu. Tidak ada, kecuali hanya sapaan persahabatan pada situasi dan waktu tertentu. Tidak lebih dan tidak kurang. ‘Selamat pagi, selamat siang maupun selamat malam’.

Saya jadi teringat dulu ketika masih mahasiswa. Kami sering melakukan kunjungan ke pedesaan di Jawa Barat, sekita Bogor-Puncak. Pada saat itu terdapat kawan asing dari Eropa (Bule). Gimana kami mengajarkan ucapan bertemu dan bersapa dengan penduduk. Bila mengajarkan mereka dengan ’selamat pagi, selamat siang maupun selamat malam’ tentunya perlu mereka menghafal kosa kata asing tadi. Jadilah yang kami ajarkan yang universal saja, diucapkan kapan saja bisa, diungkapkan kepada siapa saja boleh, baik laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa, dsb. Ungkapan tersebut adalah ‘Assalamulaikum warahmatullahi wa barakatuh’. Boleh disingkat dengan ‘assalamualaiku’ saja. Ternyata, ucapan tersebut mudah dilafalkan oleh mereka, sehingga penduduk desa juga sangat respek ada orang asing (Bule) yang bisa menyapa mereka dengan ucapan ’salam’.

Proses sekularisasi di tanah air oleh pemikiran dan ide nyeleneh para tokoh Muslim sudah sering kita dengar, dan hasilnya sekarang bisa kita rasakan, betapa ajaran Islam itu semakin asing di ranah sendiri. Bagi yang mengamati hal-hal kecil akan merasakan hal ini. Saya tentunya yang suka belajar dari kehidupan dan memungut hikmah yang berserakan (sesuai dengan wall saya di Kompasiana ini) begitu banyak mendapatkan hal-hal kecil yang luluh dari ajaran dan semangat keislaman. Belum lagi hal-hal yang besar.

Terus terang, saya ngiri (dalam makna positif) dengan tetangga negeri jiran Malaysia yang kukuh dan kokoh memelihara tradisi keislamannya. Jati dirinya jelas, Melayu-Islam-Beraja. Dan dengan identitas tersebut sangat maju dan agama (tradisi keagamaan) tidak menghalangi mereka untuk maju. Tapi, Indonesia gimana? Sudah tertinggal dalam berbagai hal dengan Malaysia. Coba kita renungkan hal ini. Dimana letak kesalahannya. Saya ambil contoh kecil saja antara kedua negara Melayu (Indonesia) dalam siaran TV (berita). Di Malaysia diawali dengan ucapan ‘Salam’. Tapi adakah penyiar TV di Indonesia, walau stasiun TV-nya milik orang Islam sekalipun, tidak ada yang memulai dengan ucapan ’salam’ tadi.

Saya merasakan Islam semakin dijauhkan dari umatnya di tanah air. Istilah agamanya ‘gharib’. Memang Baginda Nabi Muhammad saw sudah mewanti-wanti bahwa nanti di akhir zaman (suatu zaman) Islam akan gharib (asing dan aneh), dianggap aneh oleh pemeluknya. (Contohnya tadi, baru soal ’salam’ saja diganti dengan selamat pagi, dsb). Gharib (asing dan aneh) ini boleh jadi akan semakin kuat dan mengakar di masyarakat. Tengoklah isi TV nasional di tanah air, apakah banyak yang mencerminkan Islam. Tidak. Yang ada Islam cuma muncul ketika ada kematian, perkawinan, dan hari raya. Di luar itu, Islam sono gih ke got, kata orang Betawi, artinya dicampakkan begitu saja.

Semoga ada yang peduli. Umat kembali ke jati dirinya. Bukan dengan kekerasan dan teror; tapi dengan kesejukan doa’ dipagi ahri ketika masuk ke ruang kerja dan menyapa kolega dengan do’a ‘Assalamualaikum’ semoga kesejahteraan-kebahagiaan untukmu’ selalu menyapa kita setiap saat. Betapa indahnya tentunya!

sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/26/ucapan-salam-semakin-asing-di-indonesia-613149.html

[Basa Banyumasan] Nonton Lengger

Lengger kuwe salah sijining seni kabudayan ana ning Banyumas sing esih tetep lestari. lengger jere asale sekang tembung leng lan jengger. Leng kuwe nduwe makna wadon lah nek jengger utawane angger kuwe artine wong lanan. Dadi lengger kuwe wong lanang apa wong wadon?

Kahanane panggung Seni Banyumasan / dok. pribadi

Jaman gemiyen lengger kuwe asline wong lanang ning di dandani kaya wong wadon ning malah katon ayune pisan. Nek sekiye lengger lanang wis jarang banget nang banyumas sing akeh ya lengger kuwe wong wadon sing ayu.

Winginane dina Senen, tanggal 25 Nopember ana tontonan lengger nang gone pak Drajat akunden. Sing nonton akeh pisan lan tek deleng banene malah sing nonton kuwe wong adoh-adoh. Merga penasaran inyong takon karo bakul plendungan, “ana acara apa kie lik?” banjur njawab kanti cetha “kiye lagi ana kunjungan budaya saking seniman lan budayawan Sukoharjo” jerene kaki karta sing agi ngladeni bocah tuku plendungan.

Banjur inyong merek maring pendopo, sindene agi nyanyi sekar gadung de iringi tabuhan sing kepenak banget. Jan digawa ngibing kayong kepenak banget kayanen. Lenggere gole njoget kayong kepenak banget.

“Sekar gadung… sekare gadung … gadunge samayang-mayang,
tenimbang bingung gawe gawe gembira…
elingana budayane bangsa.. banyumasa bisa nggawe bungah…
sekar gadung… sekare gadung… “

Kahanen ramene nonton lengger banyumasan / dok. pribadi

Inyong banjur nonton nang ngarep panggung lan dopokan karo sakiwe tengene. Jebule lenggere anu nggo nyambut tamu sekang Sukoharjo. “Anane lengger lan calung banyumasan kuwe nggo Nguri-nguri budaya Banyumasan” jerene salah sijining pamong budaya banyumas.

Tontonan Calung banyumasan lan lengger nang Pendapa Pakunden katon rame pisan nandakna sukses acarane. Rencanane rombongan saking sukoharjo arep nginep nang klentheng Banyumas lan uga arep ana dopokan mbahas kesenian lan kabudayan nang Pendopo Yudanegaran Banyumas.

#Sinau Nulis Basa Jawa Banyumasan, nek akeh salahe ya njaluk pengapura

sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/26/basa-banyumasan-nonton-lengger-pakunden-613148.html


Surat untuk Penduduk Desaku


Ingin sedikit kuberbagi ceritra kehidupan di sebuah desa terpencil di sudut kecamatan praya barat daya, konon orang-orang menyebutnya desa Pandan Indah. Sebuah desa yang identik dengan jalan becek, rurung bewi, dan desa terancuur yang pernah ada. Semua itu mungkin fakta-fakta yang tidak dapat kita pungkiri kesalahannya, semuanya mutlak benar adanya, akan tetapi saudaraku, kalaian boleh saja berkata demikian, namun saya tetaplah berbangga menjadi penduduk desa itu. apa yang membuat saya bangga ?? Ini mungkin pertanyaan susah sekali kita dapatkan jawabannya. karna memang benar tidak ada hal yg perlu dibanggakan di desa hancur itu.



Saat itu hampir magrib petang menjelang isa’. Aku pulang kerumah dengan semangat penuh rasa rindu ingin bertemu dan melihat senyuman ibu tercintaku yang menyapa kedatanganku, namun sebelum sesampaiku di rumah, aku begitu terharu melihat para penduduk desa beriringan pulang jalan kaki dari desa bonder hingga dusun dimana tempatku tinggal, apa yang mereka lakukan ?, yah tiada lain dan tiada bukan, mereka baru pulang dari sawah orang, mengais rizki untuk bekal hidupnya satu tahun, ”BEDEREP” begitu mungkin tepatnya.

Tidakkah kita sadar saudara saudaraku, mereka adalah org tua org tua kita, mereka berkorban demi kita, mereka tidak kenal lelah, mereka rela menghabiskan tenaganya untuk menghidupi anak cucu mereka.

Saudaraku sedikit ingin kumengajak kalian untuk merenungi betapa besar pengorbanan orangtua kita untuk kebahagiaan kita.

Lalu kemudian apa yang kita lakukan ?. Kita hanya bisa berleha-leha menikmati masa muda kita yang tentunya tidak mereka harapkan. Pernah kita berpikir sejenak untuk bisa menghapus keringatnya dengan keberhasilan kita ?? Tentu hal-hal semacam itu sangat jauh dari pikir kita.

Yah itulah saudaraku. Jangan sesekali kita hanya mengumbar kata memprotes jalan rusaklah, atau apalah, sesungguhnya bukan itu tugas kita. Dan aku rasa smua itu tidak akan pernah berarti apa-apa, yang ada hanya akan menyakiti hati dantara sesama kita, tugas kita adalah belajar, belajar bagaimana kita bermanfaat bagi kedua orang tua kita, bgaimana bisa beguna bagi desa kita, berguna bagi masyarakat kita, bgaimana kita bisa menyelesaikan masalah masalah yg menjadi problema bagi desa kita, hingga kelak semua yang kita keluhkan saat ini akan menjadi sirna..

Camkan itu saudaraku, semoga ini bisa mengubah paradigma berfikir kita..

Salam hangat dari anak desa. :)

http://kompasianablog.blogspot.com/2013/11/surat-untuk-penduduk-desaku_22.html

Sabtu, 16 November 2013

LESSON STUDY 5 (PRAKTEK)

TAHAP I: PERSIAPAN 

DISKUSI KELOMPOK MENGKAJI RPP


MENELITI PERANGKAT PEMBELAJARAN


BRIFING DARI TUTOR

TAHAP II: PELAKSANAAN










TAHAP III: REFLEKSI 


BERSAMA BAPAK WIDYANTORO



LESSON STUDY 4

RENCANA TINDAK PELAKSANAAN IMPLEMENTASI LESSON STUDY (LS)

NamaPeserta :.............................
AsalSekolah :.............................


BERISI TENTANG:
1. MATERI PENDAMPINGAN
2. BENTUK KEGIATAN
3. WAKTU PELAKSANAAN
4. KETERANGAN

1. Koordinasi dengan tim pendamping di KKG
  • Pertemuandan/ataukomunikasiawaldenganpengawassekolahpembinadanPengurus KKGberkenaandenganrencanapelaksanaanlesson study 
  • 16Januari 2014 
  • Pengawas, Ketua KKG, PengurusKKG di SDN 3 Purbalingga 
  • Pukul 12.30 
2. Konsep lesson study
• Rasional
• Elemen lesson study
• Tahapan LS
• Strategi Implementasi LS
• Penyajian dan diskusi materi dalam pertemuan dengan seluruh guru yang ada di KKGdi SDN 3 Purbalingga, khususnya berkenaan dengan strategi implementasi LS.
• Pembentukan TP KKG
• Rapat pembagian tugas dalam kegiatan implementasi LS
• Memberikan ilustrasi dan motivasi untuk menumbuhkan keterbukaan, keyakinan, dan penerimaan guru terhadap implentasi LS
• Penyajian dan diskusi materi dalam pertemuan dengan seluruh guru yang ada di KKG SD N 3 Purbalingga, khususnya berkenaan dengan materi LS.
• Memberikan dorongan kepada guru untuk mulai melakukan analisis materi ajar semester 2
  • 23 Januari 2014 
  • Dilaksanakan pada jadwal hari KKG 
3. Perencanaan (Plan I)
Analisis Materi Ajar Semester II
• Konsep pembelajaran Tematik Terpadu
• Memantauketerlaksanaankegiatananalisismateri ajar yang telahdibuat guru
• Memberikanbimbinganberkenaandengananalisismateri ajar
• Mendokumentasikanhasilanalisismateri ajar
• Memberikan materi konsep pengembangan pembelajaran tematik terpadu kepada semua guru.
  • 23/01/2014 s.d 25/04/2014 
4. Perencanaan (Plan II)
Perancangan Model Belajar Semester II
. Perancangan RPP
• Perancangan Penilaian
• Memberikan materi perancangan RPP kepada semua guru
• Memberikan materi perancanaan penilaian yang berdasarkan kurikulum yang berlaku
 Memfasilitasi guru berdasarkan rumpun kelas untuk menyusun RPP beradasarkan kurikulum yang berlaku
• Memfasilitasi guru dalam mendasain penilaian kelas setiap kelas
• Mendokumentasikan instrumen penilaian yang telah disusun oleh guru setiap kelas
• Memantauketerlaksanaanpenyusunan RPP danPenilaian yang dilakukan guru
• Memberikanbimbinganberkenaandenganpenyusunan RPP
• Memberikanbimbinganberkenaandenganpenyusunanrencanapenilaian
• Memfasilitasiketerlaksanaanpenyusunan RPP danRancanganPenilaian
23/01/2014 s.d 25/04/2014

5. Pelaksanaan open class
• Melaksanakan Lesson Study oleh guru Inti sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi guru yang akan menerapkan dalam PBM di kelas
• Observer melaksanakan tugas observasi di kelas yang digunakan oleh guru model
30 Januari 2014
Setiap hari KKG

6. Praktik kegiatan refleksi
• Langkah-langkah kegiatan refleksi
• Tata tertib peserta refleksi
• Penyiapan lembar observasi dan sarana prasarana
• Moderator menyampaikan tata urutan refleksi.
• Menyampaikan pembagian tugas masing-masing komponen refleksi.
• Memberikanstrategi penggunaanpendekatan dan model pembelajaran yang sesuai.
• Menggalipengalaman guru berkenaan denganpelaksanaanpembelajarandenganberbagaipendekatandan model pembelajaran.
• Berdiskusiberkenaandenganhasilobservasidanberkonsultasitentangcara-caramengatasihambatan yang dihadapi guru.
• Menggalipengalaman guru berkenaandenganpelaksanaanpembelajarandenganberbagaipendekatandan model pembelajaran.
30 Januari 2014
Setiap hari KKG

7. Laporan implementasi LS
• Menyusunlaporanpelaksanaan LS
• Menghimpunlaporanpelaksanaan LS dari kegiatan perencanaan, pelaksaan, refleksidanmengirimkanlaporankepadadinas terkait
31/05/2014 
Yang melaporkan Ketua KKG

                                                            Purbalingga, 16 November2013
 Mengetahui Pengawas                         yang membuat,


.................................                           .......................................

LESSON STUDY 3

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

Lingkungan  belajar di sekolah dan  kelas terdiri atas lingkungan  fisik  dan  non  fisik yang dapat mempengaruhi  pembelajaran.  Pembelajaran dapat  ditingkatkan  dan  didukung  jika lingkungannya dikelola secara efektif. Pertimbangan penting dalam mengelola lingkungan fisik pembelajaran  dan  menciptakan  lingkungan  belajar  yang  efektif adalah  fleksibilitas dan kemudahan akses.
Dari segi  fleksibilitas,  meja,  kursi,    dan perabot  lain hendaknya  diatur secara  luwes sesuai  dengan  kegiatan  belajar  yang  dipilih.  Misalnya,  ketika  kegiatan  belajar  memakai kerja  kelompok  maka  meja  dan  kursi  perlu  diatur  sedemikian  rupa  sehingga  guru maupun siswa dapat bergerak dalam ruangan dengan aman dan efisien, tanpa terhalang oleh kursi dan meja. Tikar dapat digunakan untuk kegiatan permainan.
Dari  segi  kemudahan  akses,  berbagai  sumber  daya  pembelajaran  yang  praktis  (misalnya buku-buku,  peta,  bola  dunia,  alat  peraga IPA  dan matematika,  dan  lain-lain)  hendaknya disimpan dengan baik dan tersedia serta mudah diakses oleh guru dan siswa.
Sumber daya pembelajaran lain yang berupa tulisan/gambar atau pajangan hasil kerja anak yang  merupakan  lingkungan  belajar  visual  juga  perlu diatur.  Pajangan  hasil  karya  anak dapat  menjadi  contoh  yang  baik  bagi  anak  lainnya  dan  dapat  mendorong  anak  untuk belajar. Perlu diingat bahwa pemajangan terutama ditujukan pada anak supaya anak bisa mendapatkan  manfaat. Karena  itu  tingkat  keterbacaan  pajangan  harus  dilihat  dari  sudut pandang anak (misalnya apakah posisi pajangan tidak terlalu tinggi untuk anak-anak).
Label-label di jendela, kursi dan benda lainnya di ruang kelas membantu menambah kosa kata  dari  benda  yang  dapat  dilihat  anak.  Label  dapat  ditulis  dalam  bahasa  Indonesia, bahasa  daerah,  atau  bahasa  asing  yang  dipelajari  untuk  membantu  anak  beradaptasi dengan lingkungan belajarnya yang baru.
Gambar  dan  poster  dapat  menuntun  dan  mendukung  berbagai  kegiatan  pembelajaran. Gambar  atau  poster  dapat berisi  petunjuk  melaksanakan  tugas,  demonstrasi  tentang prosedur,  contoh-contoh  yang  ditawarkan  atau  pesan  yang  mengingatkan  anak  untuk menjadi pelajar yang efektif.
Selain lingkungan fisik seperti di atas, lingkungan belajar juga berupa lingkungan non fisik, yang terwujud dalam interaksi dan hubungan dikelas dan sekolah.

Interaksi dan Hubungan

Mutu  interaksi  dan  hubungan  antara  guru  dan  siswa  ikut  berperan  dalam  menciptakan kondisi belajar yang  efektif. Guna mendukung kondisi belajar yang  efektif, interaksi dan hubungan yang ada haruslah bersifat:
•    Jelas dan singkat
•    Positif dan suportif
•    Adil dan tidak bias/ timpang
Instruksi  atau  peragaan  yang  diberikan  oleh  guru  harus  jelas  dan  ringkas.  Ini  berarti berbicara  dengan  suara  yang  jelas,  menggunakan  bahasa  yang  dapat  dipahami  anak,  dan menyesuaikan dengan lamanya daya konsentrasi anak.
 Interaksi  dan  hubungan  yang  bersifat  positif  dan  suportif  akan  mengarahkan  anak  pada perilaku  yang  lebih  baik,  meningkatkan  rasa  percaya  dirinya,  serta  menunjang peningkatan prestasinya. Penggunaan ancaman, kata-kata yang merendahkan, atau tindak kekerasan  terhadap  anak  adalah  pelanggaran  terhadap  hak  anak  dan  merupakan  tindak kriminal menurut hukum yang berlaku di Indonesia. Guru juga harus bertindak adil dan tidak bias, memperlakukan semua anak dengan sama, tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, kemampuan, latar belakang keluarga maupun agama.

Selain berinteraksi dengan cara yang baik dengan siswa, guru perlu menciptakan interaksi dan  hubungan  antar  anak yang  sehat  karena  interaksi  dan  hubungan  antar  anak  juga membantu menciptakan kondisi belajar yang efektif.
 Anak-anak akan meniru perilaku gurunya. Jika guru memperlakukan anak dengan hormat dan tanpa kekerasan, anak-anak juga akan memperlakukan satu sama lainnya dengan cara yang sama.
Melalui  kegiatan  kelompok,  anak  belajar  untuk  menghormati  pendapat  setiap  orang, menunggu giliran dan menolong satu sama lain.

Cara Mengelola Siswa Klasikal

Strategi  ini  biasanya  dipakai  pada  saat  guru  ingin  semua  siswa  mendapatkan  informasi yang  sama,  misalnya:  pada  saat  awal  pelajaran  ketika  siswa  dan  guru  bersama– sama berdiskusi atau guru menjelaskan apa yang akan dilakukan sebelum kegiatan inti dimulai atau waktu menutup pelajaran dengan membimbing siswa mengingat apa saja yang telah mereka pelajari.

Kegiatan Kelompok

Kegiatan ini sangat baik dipakai pada saat guru ingin:
•  siswa saling belajar dari temannya
•  membangun kemampuan berkomunikasi
•  membangun keterampilan bersosialisasi
•  membangun sikap inklusif (menghargai perbedaan di antara sesama teman)
•  membangun keterampilan bekerja dalam tim
•  membangun keterampilan kepemimpinan

Kegiatan Individu

Strategi  ini  dapat  digunakan  pada  saat  guru  ingin  melihat  potensi  atau  masalah  belajar setiap  siswa  dalam  belajar.  Kegiatan  ini  dapat  pula  dipakai  untuk  menghasilkan  tugas–tugas yang diperlukan untuk pelajaran tertentu, misalnya mengarang, membuat  refleksi, menceritakan  kembali, membuat  soal  cerita  (matematika), melakukan penelitian, dll.

LESSON STUDY 2

PEMBELAJARAN
PAKEM/PAIKEM/PAIKEM GEMROT

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan sendiri siswa yang memanjat tangga itu.
Tingkat pemahaman siswa menurut model Gagne (1985) dapat dikelompokan menjadi delapan tipe belajar, yaitu: (1) belajar isyarat, (2) stimulus-respon, (3) rangkaian gerak, (4) rangkaian verbal, (5) membedakan, (6) pembentukan konsep, (7) pembentukan aturan dan (8) pemecahan masalah (problem solving).
Di lihat dari urutan belajar, belajar pemecahan masalah adalah tipe belajar paling tinggi karena lebih kompleks, Dalam tipe belajar pemecahan masalah, siswa berusaha menyeleksi dan menggunakan aturan-aturan yang telah dipelajari terdahulu untuk membuat formulasi pemecahan masalah. Lebih jauh Gagne (1985) mengemukakan bahwa kata-kata seperti penemuan (discovery) dan kreatifitas (creativity) kadang-kadang diasosiasikan sebagaii pemecahan masalah.
Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL), Pembelajaran Pembelajaran Terpadu , Pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan metode pembelajaran berbuat seperti: kerja kelompok, eksperimen, pengamatan, penelitian sederhana, pemecahan masalah, dan pembelajaran praktik dengan dikombinasikan dengan metode ekspositori seperti ceramah, tanya jawab dan demonstrasi adalah pendekatan pembelajaran yang karakteristiknya memenuhi harapan itu. Pendekatan atau model-model pembelajaran tersebut menjadi tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya menghidupkan kelas secara optimal. Kelas yang hidup diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang terjadi di luar sekolah yang demikian cepat.
Setiap pendekatan memiliki ciri-ciri dasar atau karakteristik sendiri. Karakteristik ini berhubungan dengan apa yang menjadi fokus dan mendapat tekanan dalam pembelajaran. Ada pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa yang meliputi perkembangan, kemampuan berpikir, aktivitas, pengalaman siswa. Pendekatan pembelajaran berfokus pada guru yang meliputi fungsi, peran, dan aktivitas guru. Pendekatan pembelajaran berfokus pada masalah meliputi masalah personal, sosial, lingkungan, atau pendekatan pembelajaran yang berfokus pada teknologi, sistem instruksional, sistem informasi, media, sumber belajar, dll.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tergantung pada pendekatannya. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, krativitas, dan kemadirian sesuai denganbakat, minat, dan perkembanga fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatanpembelajaraninidilakukan secara sistematis dan sistemikmelaluiproseseksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

B.       PAIKEM Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif/Interaktif/Inovatif, Kritis /Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:
1.    Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya.
2.    Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.
3.    Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.
4.    Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.
5.    Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan. Berpikir kritis adalah kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) adalah kemampuan tahap tinggi siswa dalam mengatasi hambatan, kesulitan maupun ancaman. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
6.    Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.

Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian(orginality), ketajaman pemahaman (insigt) dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau kelompokdiberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untukdiselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalulintas, pembusukan makanan, wabah penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk, atau soal-soal dalam setiap matapelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi, dsb.

Sesuaidengansingkatan PAIKEM, makapembelajaran yang berfokuspadasiswa, makna, aktivitas, pengalamandankemandiriansiswa, sertakontekskehidupandanlingkunganinimemiliki 4 ciriyaitu: mengalami, komunikasi, interaksidanrefleksi.
1.    Mengalami (pengalaman belajar) antara lain:
·      Melakukanpengamatan
·      Melakukanpercobaan
·      Melakukanpenyelidikan
·      Melakukanwawancara
·      Siswabelajarbanyakmelaluiberbuat
·      Pengalamanlangsungmengaktifkanbanyakindera.
2.    Komunikasi, bentuknyaantara lain:
·      Mengemukakanpendapat
·      Presentasilaporan
·      Memajangkanhasilkerja
·      Ungkapgagasan
3.    Interaksi, bentuknyaantara lain:
·      Diskusi
·      Tanya jawab
·      Lemparlagipertanyaan
o    Kesalahanmaknaberpeluangterkoreksi
o    Makna yang terbangunsemakinmantap
o    Kualitashasilbelajarmeningkat
4.    KegiatanRefleksiyaitumemikirkankembaliapa yang diperbuat/dipikirkan.
·      mengapa demikian?
·      apakah hal itu berlaku untuk …?
·      Untukperbaikangagasan/makna
·      Untuktidakmengulangikesalahan
·      Peluanglahirkangagasanbaru

Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlumemberikandorongankepadasiswauntukmenggunakanotoritasatauhaknyadalammembangungagasan. Tanggungjawabbelajar, memangberadapadadirisiswa, tetapi guru bertanggungjawabdalammemberikansituasi yang mendorongprakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalambelajar, sebagaibentuktanggungjawabsiswauntukbelajarsepanjanghayat.


Pendekatanpembelajaran yang sesuaidengankarakteristik PAIKEM antara lain adalahpembelajarankotekstual (CTL), PembelajaranTerpadu (Tematik, IPA Terpadu, IPS Terpadu), Pembelajaranberbasis TIK (ICT), PembelajaranPengayaandenganmenggunakanberbagaistrategiantara lain denganLesson Study.


Sebagaitahapanstrategispencapaiankompetensi, kegiatan PAIKEM perludidesaindandilaksanakansecaraefektifdanefisiensehinggamemperolehhasilmaksimal. Berdasarkanpanduanpenyusunan KTSP (KTSP), kegiatanpembelajaranterdiridarikegiatantatapmuka, kegiatantugasterstruktur, dankegiatanmandiritidakterstruktur. Sekolahstandar, bebanbelajarnyadinyatakandalam jam pelajaranditetapkanbahwasatu jam pelajarantingkat SMA/SMK terdiridari 45 menit, SMP terdiridari 40 menit, danuntuk SD terdiridari 35 menittatapmukauntukTugasTerstrukturdanKegiatanMandiriTidakTerstruktur. Dalam hal ini guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.

1.    Kegiatan Tatap Muka
Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yangdigunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah yang menerapkan sistem SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.

2.          Kegiatan Tugas terstruktur
Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.

3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.

PAIKEM dapat diterapkan pada pembelajaran Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal.

G.      Strategi Ekspositori dan Inkuiri - Diskoveri
Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:
1.      Karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum memadai;
2.      Sumber referensi terbatas;
3.      Jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
4.      Alokasi waktu terbatas; dan
5.      Jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan) atau bahan banyak.
Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi ekspositori adalah sebagai berikut.
1.       Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran
2.       Apersepsi diperlukan untuk penyegaran
3.       Presentasi (penyajian) materi pembelajaran
4.       Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci kompetensi atau materi pembelajaran.

Pemilihan strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan:
1.       Karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup memadai;
2.       Sumberreferensi, alat, media, dan bahancukup;
3.       Jumlahpesertadidikdalamkelastidakterlalubanyak;
4.       Materipembelajarantidakterlaluluas; dan
5.       Alokasi waktu cukup tersedia.
Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi diskoveri inkuiri adalah sebagai berikut.
1.       Guru atau peserta didik mengajukan dan merumuskan masalah
2.       Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis atau jawaban sementara
3.       Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh data
4.       Menganalisis data dan melakukan verifikasi
5.       Melakukan generalisasi

Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang melibatkan aktivitas peserta didik. Kegiatan pembelajaran berupa instruksional langsung (direct instructional) yang dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah ceramah atau presentasi, diskusi kelas, dan tanya jawab. Namun demikian ceramah atau presentasi yang dilakukan secara interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif. Kegiatan pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang difasilitasi oleh guru. Strategi ini melibatkan aktivitas peserta didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah observasi, diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan sebagainya.